Jumat, 06 Februari 2009

Acara tipi yang makin anyeh.....


Sebagai penikmat televisi yang cukup lama dalam seharinya. Makin lama , gw merasa bosan dengan acara-acara yang itu-itu saja. Makin anyehnya, stasiun telepisi Indonesia seperti tidak bisa membuat acara baru yang segar dan tidak meniru dari yang satu ke yang lainnya. Dari pagi, saat yang satu menayangkan gossip, yang lain juga gossip. Mending kalau beritanya lain, ya sama gitu, ga ada bedanya. TRus, saat yang satu membuat acara music dengan presenter yang kira-kira gokil dan mendapat perhatian dari masyarakat, yang lain ikut-ikutan membuat acara semacam itu. Begitu pula acara gossip yang disertai dengan acara music, yang satu dan yang lain akhirnya ikut-ikutan. Jam tayang sama, jenis dan bentuk sama. Anyeh. Herannya seperti gossip, yang wawasannya melulu artis-artis Indonesia. Acara music juga melulu lagu-lagu Indonesia. Pantas saja orang Indonesia seperti tenkena efek rumah kaca, yang hanya bisa berputar disitu-situ saja.
Gak sampe situ, sinetron yang waktunya ga abis-abisnya. Pantes aja sih Indonesia jadi peringkat ke 5 sedunia sebagai penonton tipi terbanyak. Lha wong berdasarkan sumber dari temen” gw sendiri, tiap harinya ibu-ibu mereka menonton tipi atau sinetron dari jam 5 sampai jam 10an. Dari yang judulnya pake cinta-cintaan mulu, sampai yang judulnya nama cewek. Sampai temanku menuduh namaku yang akan jadi judul berikutnya, hehehehehe…. Atau judul yang agak ambigu membentuk kalimat. Ga penting gituh.
Banyak juga sih acara tipi yang bermutu, tapi itu jarang sekali. Seperti reality show yang menekankan bukan skenario tetapi kenyataan, dengan cerita seperti film tetapi dengan orang-orang yang tidak dikenal. Kadang menyentuh hati dan tidak sedikit yang menikmatinya. Hanya saja, sayang sekali bila semua itu hanya membuat penonton Indonesia semakin bodoh karena terus menerus dibohongi oleh mereka yang berusaha mengambil keuntungan dari semua itu atau karena rating semata.
Tampaknya penonton memang harus pintar memilih acara yang bermutu, tapi apa jadinya jika mereka selalu disuguhi acara-acara itu. Bahkan untuk anak-anak, tivi yang merupakan hiburan, tidak bisa mereka nikmati karena tayangan yang kadang tidak sesuai dengan usia mereka. Kalaupun ada, hanya sedikit dibandingkan acara sinetron di tv. Itupun diulang-ulang, sampai hapal diluar kepala.
Yah, ini semua hanya sedikit curhatku sebagai penikmat tv yang menantikan adanya tayangan yang lebih bermutu dan menyenangkan. Karena, tipi nasional yang lama-lama makin menyerupai tipi lokal dan bukan sebaliknya.BUkan tidak mungkin tipi” nasional itu akan ditinggalkan karena manfaat yang di dapat dari penggunanya sedikit.
Aku menunggu acara yang bermutu dan tidak perlu ditiru oleh yang lain. Buktikan bahwa orang-orang Indonesia itu bisa maju, dan bukan hanya berkembang seperti jumlah penduduk yang banyak ataupun polusi udara yang pekat.

Rumpi kala hujan




Kayak judul bukunya lupus kecil yang membuat gw tertawa waktu ngebacanya. Diantara banyak cerita tentang hujan. Ada satu bagian yang gw inget waktu gw kecil. Yaitu, gw punya jas hujan. Warnanya kuning. Sayang sekali gw ga punya fotonya. Ceritanya waktu SD kelas 3 gw pindah sekolah ke SDN Meruya Utara 13, nah begitu musim hujan kayak sekarang ini, gw minta ma ortu buat dibeliin jas hujan kayak temen-temen SD yang pulang pake jas hujan ala daster gitu. Jas hujan gw emang kegedean, mungkin pikir bokap gw, karena perjalanan rumah jauh, jadi gw gak akan kebasahan dengan jas hujan kuning itu. Gw seneng banget waktu hujan tiba, apalagi saat pake jas hujan kuning punya gw sendiri.

Jadinya kayak orang dewasa yang pake jas hujan juga…


Hujan…. Rumpi kala hujan….
Mungkin akan beranti menjadi rumpi kala banjir…. Hehehehehe….